Senin, 14 November 2016

Daur Ulang Sampah Rumah Tangga

Mengolah Sampah Rumah Tangga


Bagi kebanyakan orang sampah identik dengan sesuatu yang kotor, bau, menjijikan, tidak berguna dan menjadi salah satu masalah besar bagi negeri ini. Tetapi ditangan orang-orang kreatif, sampah bisa dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual tinggi setelah diolah.

Terkait dengan kepedulian sampah, baru-baru ini Sabtu, 22 Januari 2011 tujuh peserta dari The Climate Project Indonesia mengikuti pelatihan kompos di rumah Ibu Endang,  seorang relawan yang peduli akan sampah rumah tangga dan telah memberikan pembelajaran kepada masyarakat sejak tahun 2007.

Sebelum memulai mengolah sampah Ibu Endang menjelaskan terlebih dahulu mengenai sampah rumah tangga yang bisa diolah kembali dan mana yang tidak bisa diolah kembali. Menurut Ibu Endang sampah rumah tangga di bagi menjadi dua yaitu sampah non organik dan sampah organik. Yang dimaksud sampah non organik rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang tidak dapat membusuk, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku.

Sedangkan menurut kegunaannya sampah non organik rumah tangga di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.)    Sampah yang dapat didaur ulang sendiri, contohnya: kemasan plastik pewangi pakaian, bungkus permen, botol plastik, dan gelas plastik. Sampah jenis tersebut bisa diolah menjadi tas, tempat laptop,  bunga hiasan dan lain-lain.
2.)    Sampah bersih yang dapat diberikan ke pemulung misalnya: karton, kardus, koran, majalah, styrofoam dan kantong plastik. Sampah jenis tersebut biasanya yang dicari pemulung untuk diolah atau dijual kembali.
3.)    Sampah yang benar-benar kotor dan tidak bisa didaur ulang dan tidak layak diberikan pemulung, inilah yang dapat dibuang dalam bak sampah.

Sampah organik rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang bisa membusuk.
 Menurut jenisnya sampah organik rumah tangga dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1.)    Sampah organik hijau contohnya:  tangkai/ daun singkong, bayam, kulit terong, kulit buah-buahan, ampas kelapa, nasi, rumput kebun dan lain-lain. Bahan baku yang berasal dari sampah rumah tangga yang dapat diproses kembali menjadi kompos/ pupuk.
2.)    Sampah organik hewani contohnya: tulang ayam, duri ikan, udang dan lain-lain. Bahan-baku yang berasal dari sampah rumah tangga yang dapat diperoses kembali untuk menjadi kompos/pupuk.

Menurut Ibu Endang dalam membuat kompos dari sampah organik rumah tangga harus dipisahkan terlebih dahulu antara sampah organik hijau dan sampah organik hewani. Dua  jenis  tersebut di pisahkan karena sampah organik hewani membutuhkan proses yang lebih lama dibandingkan dengan sampah organik hijau.

Bahan – bahan yang diperlukan untuk membuat kompos:
1.)    Kardus bekas / Keranjang Tempat Cucian baju (takakura) / Ember Plastik yang sudah di beri lubang-lubang kecil.
2.)    Dua bantalan terbuat dari sabut kelapa yang di bungkus dengan kasa nyamuk plastik.
3.)    5-6 kg kompos siap pakai yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan.
4.)    Alat pengaduk
5.)    Karung plastik yang berpori-pori (Apabila menggunakan kardus ).

Cara Membuat:
1.)    Letakan bantalan di atas kardus / takakura / ember plastik. Bantalan berfungsi untuk menghangatkan selama proses pembuatan kompos.
2.)    Tuangkan kompos siap pakai
3.)    Masukan sampah organik hijau yang sudah dipotong-potong kecil kedalam kardus
4.)    Aduk rata
5.)    Lakukan terus sampai kardus penuh. Setelah penuh, ambil bantalan ke dua untuk menutup kardus yang telah penuh. Simpan kardus dalam takakura atau bungkus dengan karung plastik yang berpori. Letakan di tempat yang tidak terkena air hujan dan terik sinar matahari. Setiap 3 hari kardus tersebut di buka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur (prosesnya ± 1 bulan) maka sampah telah berubah menjadi kompos yang siap dipakai/dijual. Apabila ingin menjual kompos yang sudah jadi sebaiknya di ayak terlebih dahulu.

Mari mengolah sampah rumah tangga agar lebih bermanfaat dan selamat mencoba..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar